Dinsdag 28 Augustus 2012

10 Tokoh Pemikir Anarkisme

“Hak milik pribadi adalah pencurian!” Demikian seruan Proudhon mengenai anarkisme. Berbagai gerakan anarkisme dunia, disandarkan oleh filsafat pemikiran-pemikiran mereka tokoh-tokoh anarkisme di bawah ini. Berikut 10 tokoh pemikir filsafat gerakan anarkis yang mewarnai dunia:


1. Pierre-Joseph Proudhon
Pierre-Joseph Proudhon adalah seorang pakar ekonomi berkebangsaan Perancis dan juga seorang filosofis sosialis dan merupakan orang yang pertama kali menyebut dirinya sebagai seorang “anarkis” sekaligus salah seorang pemikir anarkis yang pertama. Proudhon lahir di Besancon, Perancis. Proudhon terkenal dengan pernyataan kerasnya bahwa “Hak milik pribadi adalah pencurian!”

2. Mikhail Bakunin
Atau Mikhail Alexandrovich Bakunin adalah seorang tokoh politik Rusia. Bakunin adalah salah satu dari pemikir anarkis terbaik. Bahkan banyak yang menyebut bahwa ia adalah salah satu “pendiri gerakan Anarkisme”.
Bakunin merupakan seorang tokoh anarkis yang mempunyai energi revolusi yang dashyat. Bakunin merupakan ‘penganut’ ajaran Proudhon, tetapi mengembanginya ke bidang ekonomi ketika dia dan sayap kolektivisme dalam Internasionale Pertama mengakui hak milik kolektif atas tanah dan alat-alat produksi dan ingin membatasi kekayaan pribadi kepada hasil kerja seseorang. Bakunin juga merupakan seorang anti komunis yang pada saat itu mempunyai karakter yang sangat otoriter.

3. Pyotr Kropotkin

Prince Peter (Pyotr) Alexeyevich Kropotkin merupakan salah seorang tokoh anarkis Rusia yang terkemuka dan juga merupakan salah seorang yang pertama kali menganjurkan anarkis komunisme: bentuk masyarakat yang sering ia anjurkan selama hidupnya adalah bentuk masyarakat komunal yang terbebas dari pengaruh pemerintahan pusat. Karena gelarnya sebagai seorang pangeran (prince) dan keulungannya sebagai seorang anarkis antara penghujung abad ke-19 dan awal abad ke-20, membuat ia sering dijuluki sebagai “Pangeran Anarkis”.
Beberapa kalangan kaum kontemporer melihat ia sebagai sosok yang nyaris sempurna. Oscar Wilde menyebutnya “Kristus baru yang lahir di Rusia.” Dia banyak menghasilkan buku-buku, pamflet, dan artikel-artikel, karyanya yang paling terkemuka adalah The Conquest of Bread and Fields dan Fields, Factories and Workshops, dan prinsip ilmiah yang ia tawarkan, Mutual Aid: A Factor of Evolution. Ia juga merupakan seorang kontributor 1911 Encyclopædia Britannica.

4. Errico Malatesta

Errico Malatesta adalah seorang penganut sekaligus pemikir anarko-komunis, bersama dengan temannya Peter Kropotkin, dia percaya bahwa revolusi anarkis akan segera terjadi. Dia banyak menghabiskan waktu hidupnya berada dalam pengasingan dari tanah kelahirannya Italia, dan lebih dari sepuluh tahun berada di dalam penjara. Dia banyak menulis dan menjadi editor surat kabar radikal, serta ia juga merupakan salah seorang teman dari Mikhail Bakunin.

5. Max Stirner

Max Stirner adalah seorang filsuf Jerman yang terkenal dengan teorinya tentang individualisme radikal. Sebenarnya Max Stirner adalah nama samaran, sedangkan nama aslinya adalah Kasper Schmidt. Stirner dilahirkan di Bayreuth pada tahun 1805. Karya terpenting Stirner adalah buku berjudul “Individu dan Miliknya” (dalam bahasa Jerman “Der Einzige und sein Eigenthum“) yang terbit pada tahun 1845. Ia meninggal pada tahun 1856.
Stirner memberikan prioritas kepada kehendak dan insting manusia mengatasi akal budi, dan dengan begitu ia mendorong suatu individualisme radikal. Setiap manusia unik dan bebas dari segala sesuatu. Bagi Stirner, yang bernilai hanyalah diri manusia itu sendiri, sehingga segala bentuk peraturan, ide-ide agamawi, dan nilai-nilai kemanusiaan lain dianggap sebagai ilusi dan hipnotis bagi masyarakat. Satu-satunya tujuan hidup seorang manusia adalah dirinya sendiri

6. Leo Tolstoy

Pangeran Lev Nikolayevich Tolstoy biasa disebut sebagai Leo Tolstoy adalah seorang sastrawan Rusia, pembaharu sosial, pasifis, anarkis Kristen, vegetarian, pemikiran moral dan seorang anggota berpengaruh dari keluarga Tolstoy.
Tolstoy secara luas dianggap sebagai salah seorang novelis yang terbesar, khususnya karena adi karyanya Perang dan Damai dan Anna Karenina. Dalam cakupan, luasnya, dan gambarannya yang realistik mengenai kehidupan Rusia, kedua buku ini berdiri pada puncak fiksi realistik. Sebagai seorang filsuf moral ia terkenal karena gagasan-gagasannya tentang perlawanan tanpa kekerasan melalui karyanya Kerajaan Allah ada di Dalam Dirimu, yang pada gilirannya memengaruhi tokoh-tokoh abad ke-20 seperti Mahatma Gandhi dan Martin Luther King, Jr.

7. Emma Goldman
File:Emma Goldman seated.jpg
Emma Goldman adalah seorang anarko-komunis yang juga merupakan seorang feminis anarkis kelahiran Lithuania. Emma Goldman merupakan seorang penulis yang aktif, dan ia menjadi salah seorang simbol pergerakan feminisme.
Emma Goldman berimigrasi ke Amerika Serikat pada saat umurnya menginjak 17 tahun dan kemudian akhirnya ia diasingkan ke Rusia, yang akhirnya membuat ia menjadi saksi mata proses Revolusi Rusia. Emma banyak menghabiskan waktunya di selatan Perancis dimana ia menulis otobiografinya berjudul “Living my Life”, dan lain sebagainya, sebelum akhirnya ia mengambil peran dalam Perang Saudara Spanyol pada tahun 1936 sebagai perwakilan CNT-FAI di London.

8. Alexander Berkman
Alexander Berkman adalah seorang penulis asal Rusia dan juga seorang aktivis yang hidup dan banyak menghabiskan waktunya dalam bekerja di Amerika Serikat, di mana dia adalah seorang anggota terkemuka dari sebuah pergerakan anarkis disana. Berkman mempunyai hubungan yang erat dengan Emma Goldman salah seorang tokoh anarkis kelahiran Lithuania, dengannya pula ia sering berkolaborasi dan mengorganisir kampanye hak-hak sipil dan kampanye anti perang.

9. Noam Chomsky

Avram Noam Chomsky adalah seorang profesor linguistik dari Institut Teknologi Massachusetts. Salah satu reputasi Chomsky di bidang linguistik terpahat lewat teorinya tentang tata bahasa generatif. Kepakarannya di bidang linguistik ini mengantarkannya merambah ke studi politik. Chomsky telah menulis lebih dari 30 buku politik, dengan beragam tema. Dan sejak 1965 hingga kini, dia menjelma menjadi salah satu tokoh intelektual yang paling kritis terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Buku-buku bertema politiknya kerap dianggap terlalu radikal untuk diresensi atau ditampilkan media AS.
Selama lima dasawarsa ini, Chomsky telah menjalin kontrak secara langsung dengan lebih dari 60 penerbit di seluruh dunia dan sudah menulis lebih dari 30 buku bertema politik. Dan baris-baris kalimat dalam tulisannya muncul di lebih dari 100 buku, mulai dari karya ilmiah tentang linguistik, politik, hingga kumpulan kuliah, wawancara dan esai.

10. Daniel Marc Cohn-Bendit

Daniel Marc Cohn-Bendit adalah seorang politikus Eropa dan pemimpin demonstransi mahasiswa pada kerusuhan Mei 1968 di Perancis. Ia juga dikenal pada waktu itu sebagai “Danny si Merah”. Saat ini ia adalah salah satu presiden dari kelompok Aliansi Hijau Eropa – Eropa Bebas dari Parlemen Eropa.
Bersama saudaranya, ia menulis Gabriel Cohn-Bendit, Obsolete Communism: The Left-Wing Alternative (1968). Buku ini menggabungkan laporan tentang kejadian-kejadian pada Mei 1968 dengan kritik terhadap Stalinisme, Partai Komunis Perancis dan pendirian serikat buruh. Buku ini masih tersedia sekarang dan dampaknya tetap terasa terhadap pemikiran anarkis dan sosialisme.

0 opmerkings:

Plaas 'n opmerking