Woensdag 15 Augustus 2012

Setiap  bulan Agustus, masyarakat Jepang percaya bahwa hantu dan roh jahat kembali ke dunianya –dunia gaib yang tidak paralel dengan manusia. Dan di saat itu pula para biksu dan pendeta Jepang akan memamerkan sebuah naskah kuno yang dibuat  pada abad 19 masehi. Berbagai sosok mahluk dunia gaib, ada yang berwujud manusia maupun mahluk aneh lainnya. Berikut 7 hantu Jepang yang bergentayangan di abad ke 19:

1.  Hantu dan Monster

‘Hantu’ sebuah lukisan karya Koga, menggambarkan seorang perempuan dengan rambut terurai menggunakan paiakain khas Jepang, kimono.  Raut wajahnya terkesan dingin dan menyeramkan. Kedua tangannya yang kurus menyerupai tangan lelaki, senyuman sinis dengan gigi hitamnya senantiasa menyeringai kepada siapapun yang melihatnya. Sementara lukisan monster laut (umi-bozu) karya  Utagawa Hoen memperlihatkan sesosok mahluk berdiri di dekat perahu yang sedang berlabuh, kehadirannya selalu ditandai dengan penampilan bulan cerah dan terang.

2. Hantu Pengamen Jalanan

Lukisan hantu perempuan buta penyanyi jalanan, memperlihatkan sesosok roh penasaran yang semasa hidupnya berprofesi sebagai penyanyi jalan. Sosok roh perempuan tersebut digambarkan memiliki mata putih, dan dipunggungnya terdapat alat petik Jepang (shamisen).  Ia selalu bergentayang untuk mencari tempat bernyanyi yang tepat, seperti sepanjang aliran sungai.

3. Hantu Kohada Koheiji, Akar Gantung dan Rembulan
Utagawa kunithosi, ‘Kohada Koheiji’, memperlihatkan tokoh utama yang terdapat dalam sebuah novel terkenal di periode Edo yang diterbitkan oleh Santo Kyoden. Di dalam kisah yang terdapat dalam novel, Kohada Koheiji dibunuh oleh istrinya sendiri dan kekasihnya. Roh Kohada kemudian penasaran dan bergentayangan untuk memburu kedua perempuan yang telah membunuhnya, salah satunya dengan mengirimkan sekawanan nyamuk untuk memenuhi kamar tidur mereka. Karakter Kohada pun menjadi subyek lukisan seniman Ukiyo-e, Hokusai yang terkenal, bertajuk ‘Hantu Kohada Koheiji.’ ‘Akar Gantung dan Rembulan’ karya Koson mungkin hanya memperlihatkan suasana malam yang tenang dengan awan cerah dan bulan bersinar terang di atas sungai. Namun cobalah lihat dengan seksama, perpaduan antara Akar Gantung dan Rembulan merupakan suasana yang menyeramkan. Lukisan ini memperlihatkan suasana malam dalam atmosfer horor, terlebih ketika imajinasi dan intuisi Anda mulai bergerak menjadikan awan, bulan, dan akar pohon, adalah ‘sesuatu’.

4. Kaidan Chibusa Enoki: Kisah Menakutkan Mengenai Pohon Rindang
Lukisan ini dibuat oleh Ito Seiu, salah seorang Bapak Perbudakan dalam konteks kelainan seksual, literasi Jepang mengenalnya dengan istilah ‘kinbaku.’ Lukisan ini menggambarkan sebuah adegan yang diambil dari cerita horor tua, ‘Kaidan Chibusa Enoki.’ Di dalam cerita horor tersebut dikisahkan, sosok lelaki –seorang pelukis, yang sedang melindungi bayinya dari upaya pembunuhan terhadap dirinya. Seorang samurai telah jatuh cinta kepada istri sang pelukis. Mereka terlibat sebuah hubungan asmara sementara sang suami sedang pergi jauh untuk melukis.
Lukisan ini memperlihatkan sesosok hantu lelaki yang sedang menggendong bayi di bawah air ternun di Juniso (sekarang tempat itu dikenal sebagai Shinjuku Chuo Park, Tokyo).

5. Hantu Dermaga

Lukisan hantu yang dibuat oleh Rinrin merupakan gambaran sosok hantu dengan tatapan kosong dan tubuh kurusnya, sehingga terlihat tulang rusuk yang menonjol walaupun terlah dibalut pakaian. Sementara lukisan Shibata Zeshin, ‘Hantu Dermaga,’ memperlihatkankan sosok dengan karakter dan raut wajah yang ‘lemah,’ pose tubuhnya seperti seseorang yang tengah memalingkan mukanya.

6. Hantu di Kala Hujan dan Hantu Sepasang Suami Isteri

Ikeda Ayaoka melukiskan ‘Hantu di kala Hujan,’ yakni sosok perempuan yang terlihat sedih di saat badai menakuti dan air hujan membasahi tubuhnya. Di bagian bawah tubuhnya diperlihatkan sebuah goresan warna merah dan hijau yang menyimbolkan jilatan api,di tepat yang seharusnya tergambar sepasang kaki. ‘Hantu Suami Isteri,’ karya Otai, merupakan lukisan potrait sepasang suami isteri yang telah meninggal –subyek yang jarang ditemukan di dalam lukisan hantu. Namun lukisan hantu suami isteri ini memperlihatkan sebuah sinisme, ketika terlihat sang suami sedang memegang tengkorak manusia.  Sang suami di dalam lukisan tersebut terlihat menggunakan pakaian tradisional pendeta, dan wajahnya dipenuhi oleh bercak.

7. Hantu Memegang Kepala dan Hantu
‘Hantu Memegang Kepala’ karya Kawakami Togai, memperlihatkan sosok perempuan dengan penuh kasih sayang memeluk kepala seorang manusia yang terlepas dari tubuhnya. Sementara lukisan ‘Hantu’ karya Gyoshin memperlihatkan raut menyedihkan, berbadan kurus dengan rambut yang tebal dan gigi yang hitam. Namun ada sedikit warna humor yang terlihat dari lukisannya.

0 opmerkings:

Plaas 'n opmerking